Kamis, 14 Agustus 2008

Karena aku ada

Bismillaahirrohmaanirrohiim..


Alhamdulillah, persiapan pelaksanaan baksos yang akan diadakan tanggal 16/8/08, sedikit demi sedikit mulai terlihat cahayanya. Optimisme ku kian membumbung tinggi, Semoga Alloh melancarkan acaranya pada saat hari H. Hmm, betapa banyak cerita seru yang sayang jika tak ku tulis disini. Maka izinkan sejenak ku tulis, bagaimana persiapan kami menyambut agenda ini.


Baksos menyambut ramadhan, yup, agenda inilah yang beberapa pekan lalu sedikit banyak menguras waktu waktu malam ku (maaf ya ma). Di agenda kali ini, aku juga banyak mengambil hikmah yang memang sengaja Alloh siapkan untuk ku (terimakasih Alloh). Mulai dari ide yang begitu saja muncul untuk mengadakan baksos, indibath hingga totalitas yang harus kami leburkan pada agenda kali ini.


Bayangkan (coba deh bayangin hehe), ide ini baru saja diungkapkan oleh ummi ku, pada tanggal 27 Juli 2008, well, waktu yang lumayan singkat. Kami (aku dan teman2 pengajian ku) beserta satu kelompok pengajian lain yang tak aku kenal, hanya diberikan waktu sekitar 2 minggu untuk mempersiapkan segalanya. Mulai dari dana, setting acara, dsbnya.


"Masya Alloh, sanggupkah kami? " pekik ku saat itu. Tapi tak lama kemudian, aku tersenyum optimis pada ummi ku. Ku katakan saat itu "Siap mi, sebagai jundiyah, ana siap menerima tugas dari ummi. Allohu Akbar". Hening saat aku berucap kata itu, teman-teman ku seolah ingin mengatakan dalam tatapan mereka "Nia, kamu yakin..?? ". Dan benar saja, kata itulah yang keluar dari seorang ukhty yang kami tuakan di forum "Little Nia, are u sure about this..?" tanya nya dengan wajah serius. Hmm, aku hanya bisa tersenyum saat itu, dan mengatakan dengan tegas "Yes my dear, i'm really really sure, ingatlah...kita bisa jika kita yakin kita bisa. Kita hanya perlu niat tulus dan totalitas dalam menjalaninya. okeh".


Lagi-lagi, jawaban ku diterima oleh teman-teman yang lain. Bismillah, ucapku dalam hati. "Alloh, mudahkan gerak gerak ini dalam menggapai keridhoan Mu...". Ummi pun mengatakan bahwa tugas membuat proposal, kupon, dan setting acara adalah tugas kelompok ku, sedang tugas mempersiapkan santunan, humas, peralatan dan persiapan tempat adalah tugas kelompok pengajian yang lain. dan tahu?, tanggal 30 Juli 2008, proposal harus sudah selesai kami kerjakan, termasuk kupon-kupon untuk menggalang dana. Demikian apa yang dikatakan ummi ku. Glek. cuma 2 hari waktu buat proposal??.Hehe, aku cuma bisa tersenyum, sedang teman-teman ku, "bisa kan nia..?". "Iyah...pasti bisa kok. Percaya deh sama Alloh. Innalloha ma ana" ucapku kembali menyemangati.


Terencana. yah, inilah yang aku mau. Saat dikatakan tanggal 30 Juli Proposal dan kupon harus selesai, maka proposal itu memang harus sudah selesai. Demikian yang aku dan teman-teman sepakati. dan Alhamdulillah....tepat di tanggal 30 Juli saat syuro kedua diadakan di kebun raya bogor, proposal dan kupon kami, telah selesai dan siap dibagikan. Allohu Akbar!!. Target yang kami akan berikan untuk baksos adalah : santunan pendidikan untuk 30 anak yatim, santunan untuk janda 20 org, santunan dhu'afa 20 org, pelayanan kesehatan untuk 100 org, serta tausiyah menyambut ramadhan. Total dana yang kami butuhkan adalah sekitar 10 juta rupiah. Well, 10 juta?? dua minggu?? hemm, pasti bisa (mode pede plus optimis kebangetan on) Hee..


10 Agustus 2008

Waktu pun terus berlalu, tibalah saatnya kami dipertemukan dengan kelompok pengajian yang lain untuk syuro gabungan. Astaghfirullah, betapa seringnya aku menggigit bibir karena menahan rasa kecewa. Ternyata, kelompok yang satu itu, belum menyiapkan apa-apa, termasuk publikasi, peralatan dan persiapan tempat. Aku yang sejak tadi diam mengamati, berontak. Dengan tegas ku katakan, "jika begitu, apa yang sudah kalian persiapkan?? ". Mereka pun terdiam. Ishbir, ishbir, desah ku mengelola jiwa ku. Bismillah.... akhirnya aku katakan pada mereka "Apa yang bisa kami bantu ukhty, mari kita kerjakan bersama-sama, jika merasa berat disana, silakan berbagi disini, tafadholy..." ucapku sambil tersenyum ke mereka. Lantas mulai lah mereka membacakan hal-hal yang dirasa berat untuk dikerjakan.


Teman-teman ku enggan, mereka mengatakan bahwa tugas sudah dibagi-bagi, maka mereka lah yang harus bertanggung jawab. Aku terdiam mendengarnya. "Haruskah...??" desir ku. Akhirnya, tanpa bermaksud ingin menguasai semuanya, ku katakan pada mereka, "Biar ana yang melakukan apa apa yang belum kalian kerjakan. Sendiri". Teman-teman ku pun terperanjat, tapi kemudian langsung tersenyum, mereka sudah faham betul sifat ku. Dengan sedikit bercanda, teman-teman ku mengatakan "ayoo de, kamu yang kerjain sendiri yah??, ga boleh minta bantuan kita lho.....inget itu yah, jendral kecil..hehehe". Dan langsung saja ku jawab "iyaaa....kaka kaka, aku yang ngerjain sendiri.. wee". hehe.


Jujur, kadang aku takut dikatakan otoriter dan ingin menguasai segala tugas, padahal bukan itu yang aku maksud. Aku hanya ingin kita semua sama sama bergerak, jika mereka tak mau bergerak, maka aku siap mengambil ladang itu. Bukankah itu sejatinya da'wah, jika masih banyak orang yang merasa enggan bercocok tanam di dunia untuk dipanen kelak di akhirat, maka kita lah yang berlomba-lomba mengambilnya. Kita ada untuk bermakna. Bukan sekedar bertopang dagu. Bahkan setiap diri seorang muslim sesungguhnya adalah orang-orang yang terbaik, sesuai dengan firman Alloh :

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (al imran :110).


Maka dengan bismillah, perlahan tapi pasti, tugas tugas itu ku kerjakan, walau terkadang, aku harus tiba dirumah pada pukul 20.30 WIB. Kini, sisa dana yang masih harus dikumpulkan adalah sekitar 400ribu rupiah. Semoga, di detik detik terakhir, dana itu, mampu kami kumpulkan. Semoga Alloh mempermudah jalan perjuangan kecil kami.


Akhirnya, menjadi ada lah untuk bermakna, karena setiap kita akan pergi, dan hanya amal lah yang akan kita bawa ke kampung akhirat nanti.


Seonggok kemanusiaan terkapar, siapa yang mengaku bertanggungjawab? bila semua menghindar, biarlah saya yang menanggungnya semua, atau sebagiannya…

(Ust. Rahmat Abdullah)









Tidak ada komentar: